BRIN Raih Dua Penghargaan pada Gelaran The Conversation Indonesia Author Award 2024

 


Jakarta-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional meraih dua penghargaan pada gelaran Malam Penghargaan The Conversation Indonesia (TCID) Author Award 2024 yang diselenggarakan oleh The Conversation Indonesia (TCI) secara online melalui Youtube Channel TCI, Jumat (31/01).

Kepala Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan BRIN Yudho Baskoro menyampaikan, dirinya mewakili seluruh sivitas BRIN merasa terhormat dan bangga menerima penghargaan sebagai Institusi Non-Universitas Terproduktif.

“Penghargaan ini sejalan dengan visi kami, menjadikan riset sebagai pilar utama pembangunan nasional. BRIN akan terus berupaya mengedepankan komunikasi sains yang inklusif dan dapat diakses oleh seluruh komponen bangsa,” ungkapnya. 

Menurutnya, pencapaian ini tidak lepas dari kerja keras para periset dan tim komunikasi sains yang telah berdedikasi dalam menyebarluaskan temuan riset yang relevan, dan berdampak nyata bagi Pembangunan bangsa.

“Kolaborasi dengan berbagai media termasuk dengan TCI menjadi salah satu strategi kami dalam memperkuat interaksi sains, dan meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Kami mengapresiasi penghargaan ini sebagai suatu motivasi untuk terus meningkatkan produktivitas dan kualitas publikasi riset di masa mendatang,” tegasnya.

Pada akhir sambutan, Yudho ungkapkan apresiasinya kepada TCI, seluruh periset, serta mitra yang telah mendukung upaya BRIN dalam menghadirkan riset yang bermanfaat bagi masyarakat dan kemajuan bangsa.

Sementara itu penghargaan untuk kategorii Penulis Pilihan Editor Sains & Teknologi diraih oleh Harry Octavianus Sofian, Peneliti Pusat Riset Arkeometri pada Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (Arbastra) BRIN.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada TCI yang telah berkenan menjadi teman diskusi dan menjadi editor dalam artikel ilmiah populer yang baik kepada masyarakat. Pada era post-truth sekarang para influencer dan kaum pseudo science lebih dipercaya oleh masyarakat daripada akademisi. Media seperti TCI adalah media yang tepat dengan jaringan internasionalnya, dan berbagai macam bahasa yang ada,” ungkapnya.

Dia membeberkan, TCI juga sejalan dengan visi dan misinya untuk membumikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat agar lebih mudah dipahami. Di samping itu, TCI menjadi jembatan yang menghubungkan antara akademisi dan masyarakat untuk memberi pengetahuan yang benar, dan sesuai kaidah dari ilmu pengetahuan.

“Saya sebagai arkeolog dan peneliti banyak mendapatkan berita dan pemahaman yang salah tentang arkeologi dalam pandangan masyarakat. Saya tergerak untuk berkontribusi memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui media ilmiah yang populer seperti TCI,” terangnya.

Dirinya tidak ingin ada anggapan di kalangan masyarakat yang percaya, bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman, Napoleon sebagai orang Makassar, Hitler matinya di Garut, ataupun Atlantis ada di Nusantara.

“Jadi sekali lagi terima kasih pada TCI atas penghargaan ini, dan semoga makin banyak akademisi yang berkontribusi untuk mencerdaskan masyarakat melalui TCI,” pungkasnya.

Acara malam penganugerahan kali ini mengusung tema Misi Sains di Era Post Truth. Sebagai informasi, menurut laman theconversation.com, TCI adalah platform media digital nirlaba yang menyebarkan informasi berbasis bukti dan sains bersumber dari dosen dan peneliti. TCI menerbitkan konten di platform www.theconversation.com/id dan kanal-kanal media sosial yang bebas diakses secara gratis sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas diskusi publik.

TCI sebagai bagian dari jaringan global The Conversation International yang beroperasi di Australia dan Selandia Baru (Pasifik), Indonesia (Asia), Amerika Serikat dan Kanada (Amerika Utara), Prancis, Spanyol dan Inggris (Eropa), Afrika, serta Brasil (Amerika Selatan). (ns, aura/ed. pur)



Sumber:https://brin.go.id/news/122189/brin-raih-dua-penghargaan-pada-gelaran-the-conversation-indonesia-author-award-2024

 

0 Komentar

Archaeology is the key

with archaeology we can understand human past